Menurut Bhāgavata (10.8.17-32) dan Viṣṇu Purāṇa (5.9.9-38), asura tersebut menyamar sebagai seorang penggembala sapi dan mencoba bergabung dengan Kṛṣṇa dan Balarāma dalam permainan lompat, yang syaratnya mengharuskan yang kalah menggendong pemenang di punggungnya. Pragos (Pralamba) segera kalah, dan terpaksa menggendong kakak Kṛṣṇa itu di punggungnya. Namun, Pralamba kemudian mengubah dirinya menjadi bentuk yang lebih besar dan mencoba melarikan diri dan membawa jauh Balarāma. Balarāma kemudian menunjukkan aksi balasan kepada Pralamba, menendangnya, memukulnya secara bersamaan di kepala da...

Ketika Brahman yang tidak memiliki sifat-sifat (Paramaśiva) dan atas kehendak-Nya menjadi penuh dengan sifat-sifat (Sadāśiva), Dia kemudian menciptakan Brahmā dari tangan kanan-Nya; lalu Viṣṇu dari tangan kiri; dan Rudra, sang pelebur, dari hati.¹Namun mereka sesungguhnya tidak benar-benar "diciptakan", karena trimūrtayaḥ tidak pernah benar-benar lahir, melainkan "terwujud". Sadāśivaḥ lah yang telah membagi dan memproyeksikan Diri-Nya sebagai brahmā-viṣṇuḥ-rudraḥ karena māyā (ilusi).² Dalam permainan ini rudraḥ adalah pūrṇarūpāvatāraḥ, manifestasi penuh-Nya.³Barangsiapa yang membeda-bedaka...