Jamur Menjadi Inovasi Utama dalam Material Pelindung Tahan Api

Miselium, sebuah jaringan jamur unik, mampu tumbuh secara alami pada limbah organik dan di lingkungan gelap. Bagian ini ternyata memiliki potensi besar sebagai bahan dasar untuk produk ramah lingkungan yang tahan terhadap api. Tim ilmuwan dari RMIT telah menemukan cara untuk memodifikasi komposisi kimianya agar dapat dimanfaatkan dalam teknologi perlindungan kebakaran.
Jaringan miselium membentuk struktur talus yang umumnya tidak terdiferensiasi. Struktur ini dapat bervariasi dalam ukuran, mulai dari yang sangat kecil hingga cukup besar dan terlihat oleh mata. Tien Huynh, seorang ahli bioteknologi dan mikologi di RMIT, menjelaskan bahwa mereka berhasil menumbuhkan miselium dari limbah organik terbarukan, menjadikannya kandidat kuat untuk produk-produk tahan api yang ramah lingkungan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Polymer Degradation and Stability pada 7 Juni 2023 ini, berjudul Fireproofing flammable composites using mycelium, mengkaji bagaimana manipulasi kimia dapat meningkatkan sifat termal miselium dan membuatnya lebih efektif sebagai bahan tahan api. Tim kini berfokus pada pengembangan bahan kelongsong bio untuk bangunan, sebagai langkah pencegahan terhadap bencana kebakaran besar, seperti insiden di Menara Grenfell.
Everson Kandare, yang juga terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa miselium memiliki kemampuan unik untuk membentuk lapisan arang pelindung ketika terkena panas ekstrem. Lapisan ini bertahan lebih lama dan semakin efektif sebagai penghambat api. Tidak hanya itu, bahan ini juga tidak mengeluarkan zat berbahaya saat terbakar, berbeda dengan bahan kelongsong konvensional yang terbuat dari plastik.
Selain kelebihannya sebagai bahan tahan api, miselium juga lebih ramah lingkungan dibandingkan penghambat api yang biasa digunakan, yang sering mengandung bahan berbahaya seperti bromida dan fosfor. Ketika dibakar, miselium hanya menghasilkan air dan karbon dioksida, menjadikannya pilihan yang jauh lebih aman bagi manusia dan alam.
Pengembangan ini diproyeksikan untuk menghasilkan material yang lebih aman dan berkelanjutan dalam industri bangunan. Meskipun produksi miselium memerlukan waktu lebih lama dibandingkan plastik, potensi kolaborasi dengan industri jamur dapat mempercepat produksi dan mengurangi limbah. Saat ini, para peneliti juga mengeksplorasi penguatan miselium dengan serat rekayasa, untuk menambah ketahanan terhadap nyala api dan memperpanjang waktu pembakaran.
Proyek inovatif ini didukung oleh kolaborasi antara Universitas RMIT, Universitas New South Wales, Universitas Politeknik Hong Kong, dan Pusat Pelatihan Dewan Penelitian Australia untuk Teknologi Keselamatan dan Material Tahan Api.
Sumber: Jamur Menjadi Perintis Jalan Baru Pengembangan Selubung Tahan Api